Senin, 21 Agustus 2017

Hima MM Beri Pelatihan Pemasaran di Kampung Anak Negeri


Suasana keakraban antara mahasiswa Magister Manajemen UNAIR dan anak-anak di Kampung Anak Negeri

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Hima MM UNAIR) memberikan bantuan dan edukasi pada anak-anak di Kampung Anak Negeri, Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial (UPTD), yang terletak di Jl Wonorejo 130 Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Kamis (15/6). Mereka memilih UPTD Kampung Anak Negeri karena potensi kewirausahaan yang bisa ditanamkan. Ini adalah bentuk pengabdian masyarakat sebagai bentuk penyaluran ilmu mahasiswa ke masyarakat.
Di Kampung Anak Negeri, anak-anak diajarkan untuk membuat beragam jenis keterampilan. Nah, para mahasiswa mengajari mereka, melalui para pendamping, untuk melakukan pemasaran secara online. Harapannya, langkah ini bisa meningkatkan daya jual melalui sistem online.
Hingga saat ini, Kampung Anak Negeri sudah memiliki produk sinom dan kerajinan tangan. Produk itu harus dicarikan strategi pemasarannya yang tepat. Misalnya, terkait di mana tempat yang cocok untuk dijual, pemasarannya bagaimana, penjualannya seperti apa dan lain sebagainya.
Kaprodi MM UNAIR, Dr. Gancar Candra Premananto mengatakan, UPTD Kampung Anak Negeri mengalami pengembangan fasilitas pesat, termasuk produksinya.
“Tetapi, kemampuan berwirausaha dan pemasaran produk harus lebih ditingkatkan. Sedang MM FEB UNAIR memiliki mahasiswa yang sudah berpengalaman kerja, serta ilmu kewirausahaan dan manajemen yang baik. Di aspek tersebut, kami saling menyalurkan ilmu,” ungkap dia. (*)

Dosen Manajemen Raih Best Paper Seminar Nasional di Medan

UNAIR NEWS – Para dosen Universitas Airlangga tidak pernah miskin prestasi. Kali ini, kabar menggembirakan datang dari Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Salah satu dosen bernama Dr Tri Siwi Agustina berhasil meraih penghargaan Best Paper dalam Seminar Nasional dan Call for Paper – Roundtable Indonesia Entrepreneur Educator (RIEE) 2017. Event tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Perkumpulan Pendidik Kewirausahaan Indonesia (Perwira). Kali ini, RIEE diadakan oleh Prodi Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara, Medan, pada 9 Agustus 2017.
Dalam kegiatan itu, setidaknya ada 88 papers, yang mewakili 15 kampus, dari 7 kota se-Indonesia. Bila berjalan sesuai rencana, event serupa akan diselenggarakan bulan Agustus tahun 2018 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Univ Syiah Kuala Banda Aceh.
RIEE adalah wadah rutin tahunan para pendidik Kewirausahaan dari seluruh Indonesia. Tujuan dari terbentuknya adalah sebagai sarana para pendidik entrepreneurship untuk berbagi informasi dan bertukar pengalaman tentang pengajaran Kewirausahaan.
RIEE juga sarana bagi peneliti tentang pembelajaran kewirausahaan, kewirausahaan secara umum, dan small business, untuk sharing hasil riset melalui Call for Paper dan jurnal ilmiah Perwira.
RIEE diinisasi oleh Prasetya Mulya dan Departemen Manajemen FEB UNAIR. Saat ini RIEE sudah memasuki tahun ke-5 dan masih sangat terbuka bagi para pendidik kewirausahaan untuk bergabung.
Perempuan yang biasa disapa Siwi itu menyajikan paper dengan judul Peran Unik Wanita sebagai “Garwo (Sigaraning Nyowo)” dalam Mendampingi Suami Memimpin Bisnis Keluarga pada Pasangan Suami Istri Jawa. Dalam masyarakat Jawa, istri disebut pula Garwo atau Sigaraning Nyowo, yang bisa diartikan sebagai belahan jiwa.
Paper tersebut mengulas tentang berbagai peran wanita sebagai istri yang mendampingi suami memimpin bisnis keluarga. “Mengapa menarik dikaji? Karena kontribusi istri dalam suatu kesuksesan sebuah bisnis keluarga seringkali luput diperhatikan,” terang Dr Siwi.
Padahal, imbuhnya, di balik kesuksesan suami, pasti ada peran besar istri. Nah, paper tersebut mengulas apa saja peran istri dalam mendampingi suami dalam menjalankan bisnis keluarga.
Peran istri pada suami yg menjalankan bisnis keluarga sangat beragam. Namun, pada pasangan suami istri Jawa, terungkap bahwa istri memiliki kontribusi yang detail dan komprehensif.
Mulai dari menyiapkan anak-anaknya menjadi penerima tongkat estafet kepemimpinan bisnis, misalnya dengan memilihkan sekolah hingga memberikan pengertian pada anak untuk mau meneruskan bisnis keluarga, hingga menciptakan suasana harmonis dengan karyawan dan ikut memotivasi kerja karyawan. Istri juga menjadi penasehat bagi suami, business partner, dan turut terlibat pada manajerial bisnis keluarga. Hal tersebut sangat beralasan, karena bagaimanapun juga, para istri beranggapan bahwa kesuksesan bisnis tersebut akan membawa kesejahteraan bagi keluarga mereka. (*)
Penulis: Rio F. Rachman